beritamantan.com – Amerika Serikat mulai tertinggal dari China dalam persaingan global di bidang sains dan teknologi. Presiden National Academy of Sciences (NAS) Marcia McNutt menyampaikan peringatan ini dalam pidato State of the Science di Washington. Ia menyebut, China bergerak cepat dalam mengejar dominasi ilmiah.
“BACA JUGA : 6 Rahasia Pola Asuh Orangtua Belanda Bikin Anak Bahagia”
Menurut McNutt, Amerika memang masih memimpin dalam investasi riset dan pengembangan (R&D). Namun, China terus memperkecil jarak dan siap mengambil alih posisi teratas. AS menghabiskan USD 806 miliar untuk R&D. Di sisi lain, China mengalokasikan USD 668 miliar, dengan pertumbuhan investasi dua kali lebih cepat dari AS.
Inovasi Sains dan Teknologi
McNutt menjelaskan bahwa sejak Perang Dunia II, AS memimpin dunia dalam ilmu pengetahuan. Bukti dari kepemimpinan itu antara lain perolehan hampir 60 persen dari seluruh Hadiah Nobel. Namun, tren terbaru menunjukkan dominasi itu mulai memudar.
China tidak hanya mengejar dari segi dana, tetapi juga dari segi publikasi ilmiah. Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan dan dikutip dari China kini melampaui AS. Dalam hal jumlah paten yang diajukan, China juga sudah menggandakan capaian AS.
McNutt mengungkapkan keprihatinan atas tren tersebut. Ia menilai bahwa dominasi ilmiah AS akan hilang jika negara ini tidak cepat beradaptasi. Ia mendorong para ilmuwan dan pembuat kebijakan untuk berani mencoba pendekatan baru.
Sebagai ahli geofisika dan pemimpin perempuan pertama NAS, McNutt menegaskan pentingnya inovasi dan keberanian mengambil risiko dalam riset. Ia juga pernah menjadi pemimpin redaksi perempuan pertama di majalah Science, serta anggota kehormatan di Chinese Academy of Sciences.
“Jika AS ingin mempertahankan keunggulan ilmiah, maka negara ini harus lebih cepat merespons perubahan global,” ujarnya. McNutt menambahkan bahwa para peneliti harus menjadikan kualitas dan dampak penelitian sebagai indikator utama dalam riset mereka.
“BACA JUGA : Teknologi Suara Ini Diklaim Mampu Atasi Mabuk Darat”
AS masih memiliki peluang untuk mempertahankan posisi. Namun, negara ini harus segera merespons perkembangan global yang makin kompetitif, terutama terhadap kemajuan China yang begitu agresif dan konsisten dalam membangun fondasi ilmiah dan teknologinya.
Tinggalkan Balasan