beritamantan.com – Anak-anak yang memiliki sifat ceplas-ceplos sering mengungkapkan apapun yang terlintas dalam pikiran mereka. Walaupun hal ini bisa menjadi perilaku positif, jika tidak mendapat arahan yang tepat, mereka bisa menyakiti perasaan orang lain. Apa yang harus orangtua lakukan ketika anak berbicara tanpa filter dan menyakiti orang lain?
“BACA JUGA : Bikamisu Kreasi Bika Ambon dengan Sentuhan Tiramisu”
Psikolog klinis, Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., menjelaskan bahwa anak-anak belajar dengan meniru orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya memberi contoh yang baik tentang bagaimana seharusnya bersikap dan berbicara dengan orang lain.
Tegur dengan Bijak dan Beri Contoh
Jika anak mengatakan sesuatu yang menyakiti orang lain, orangtua harus menegur dan menasihati mereka dengan bijak. Hindari memarahi anak secara berlebihan. Joko mengingatkan, “Orangtua perlu memberi contoh perilaku yang baik, bukan hanya berbicara, tapi juga dengan tindakan nyata.” Hukuman fisik sebaiknya dihindari karena dapat meninggalkan luka batin yang berpengaruh pada perkembangan anak.
Terapkan Konsekuensi yang Jelas
Orangtua juga harus memberikan konsekuensi yang jelas agar anak memahami dampak dari perkataan mereka. Misalnya, jika anak ceplas-ceplos dan menyakiti orang lain, orangtua bisa berkata, “Jika kamu tidak bisa mengendalikan perkataan, kamu akan diminta membersihkan ruangan.” Konsekuensi ini membantu anak memahami bahwa tindakan mereka membawa dampak yang perlu diperbaiki.
Buat Aturan Bersama
Psikolog klinis Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., menyarankan agar orangtua dan anak bersama-sama membuat aturan yang jelas terkait sifat ceplas-ceplos. Aturan ini akan memberi batasan pada perilaku anak dan memperjelas konsekuensi jika melanggar. Jika anak dengan sengaja mengatakan sesuatu yang menyakiti orang lain, orangtua dapat memberikan hukuman yang relevan. Misalnya, orangtua bisa memberi hukuman dengan tidak mengobrol dengan anak untuk sementara waktu.
“Hukumannya tidak perlu ekstrem. Cukup dengan berkata, ‘Mama tidak mau ngobrol dulu karena kamu mengatakan hal itu,’” jelas Adelia. Hukuman semacam ini akan membuat anak menyadari bahwa perkataan mereka berdampak pada hubungan dengan orangtua dan orang lain.
“BACA JUGA : 3 Tips Pola Makan Sehat untuk Pekerja Kantor yang Sibuk”
Dengan pendekatan yang bijak, anak akan belajar untuk memahami akibat dari perkataan mereka dan belajar menghargai perasaan orang lain. Orangtua harus tetap tegas namun penuh kasih sayang dalam mendidik anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang empati dan bertanggung jawab.
Tinggalkan Balasan