Dampak Penguatan Rupiah ke Rp8.170/USD pada Industri Teknologi

Dampak Penguatan Rupiah ke Rp8.170/USD pada Industri Teknologi

BERITAMANTAN – Informasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang muncul di Google sempat menimbulkan kegaduhan. Platform ini menampilkan kurs Rupiah menguat ke level Rp8.170/USD, padahal sumber resmi menunjukkan angka yang berbeda. Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, menjelaskan bahwa ketidakakuratan ini memicu perbincangan hangat di media sosial.

BACA JUGA : Indonesia Berpeluang Kuasai Ekonomi Digital ASEAN

Banyak netizen salah mengira bahwa Google mengambil data kurs dari tahun 2009. Padahal, timestamp “01 Feb, 09.17 UTC” merujuk pada waktu pembaruan terakhir, yaitu pukul 16.17 WIB. Kesalahan pemahaman ini menambah kebingungan di kalangan masyarakat.

Tim CISSReC melakukan pengecekan dengan membandingkan data Google dan situs xe.com. Mereka menemukan bahwa hampir semua nilai tukar mata uang sesuai, kecuali untuk USD ke IDR. Situs xe.com mencatat nilai tukar 1 USD sebesar Rp16.304,69 pada pukul 20.49 WIB, sementara Google menampilkan angka yang jauh berbeda.

Penguatan Rupiah ke Rp8.170/USD pada Industri Teknologi
Penguatan Rupiah ke Rp8.170/USD pada Industri Teknologi

Kesalahan Nilai Tukar Rupiah di Google: Penyebab dan Dampaknya pada Masyarakat

Pratama menjelaskan beberapa kemungkinan penyebab kesalahan ini. Pertama, Google mengandalkan algoritma yang menarik data dari berbagai sumber. Jika terjadi bug atau gangguan teknis, data yang ditampilkan bisa tidak akurat. Kedua, Google mengambil data dari sumber eksternal seperti lembaga keuangan dan pasar valuta asing. Perbedaan sumber ini dapat menyebabkan variasi nilai tukar.

Selain itu, kesalahan input data juga bisa menjadi penyebab. Meskipun sistem berbasis data, manusia tetap berperan dalam memasukkan dan memperbarui informasi. Typo atau kesalahan input dapat menghasilkan nilai tukar yang jauh dari kenyataan. Kemungkinan lain yang lebih serius adalah manipulasi data akibat peretasan. Meskipun sistem keamanan Google canggih, upaya peretasan tetap mungkin terjadi.

Pratama menyarankan masyarakat tidak hanya mengandalkan Google sebagai sumber informasi nilai tukar. Ia menganjurkan untuk memverifikasi data dari sumber resmi seperti Bank Indonesia, Bloomberg, Reuters, atau OANDA. Langkah ini penting untuk memastikan keakuratan informasi sebelum mengambil keputusan finansial.

BACA JUGA : Samsung Galaxy S25 Ultra dengan Prosesor Canggih dan Kamera Utama yang Canggih

Di tengah era digital, kehati-hatian dalam memverifikasi informasi menjadi kunci penting. Kesalahan kecil dalam data nilai tukar dapat memicu kepanikan atau keputusan finansial yang kurang tepat. Masyarakat perlu lebih kritis dan selalu membandingkan informasi dari berbagai sumber terpercaya.

Dengan memahami penyebab dan dampak kesalahan ini, masyarakat dapat lebih waspada. Mereka juga dapat mengambil langkah tepat untuk menghindari kerugian akibat informasi yang tidak akurat.

Please follow and like us:
Pin Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email